Saturday, September 3, 2011

Sejarah Manga

Kalau melihat komik Jepang yang sudah cukup meracuni penggemar komik di setiap belahan bumi, mungkin nggak sedikit dari kita yng berpikiran bahwa Jepang adalah negara pelopor komik atau manga. Tapi sebenernya manga Jepang itu meniru, hanya saja dibuat lebih baik. 

Yak, jadi menurut banyak sumber yang pernah gue baca, manga Jepang sekarang sebenernya adalah hasil tiruan Osamu Tezuka-sensei (1928-1989) dari animasi Walt Disney. Dari sinilah gue baru sadar kalau manga dan anime aslinya dari Amerika, hanya saja dengan istilah yang berbeda. Kalau di Jepang menggunakan istilah "manga" dan "anime", kalau di Amerika menggunakan istilah "comic" dan "cartoon". Salah satu perbadaan yang mendasar dari manga Jepang dan komik Amerika adalah cara bacanya. Kalau manga dibaca dari kanan ke kiri, kalau komik dari kiri ke kanan. Kata manga sendiri secara bahasa berarti "whimsical drawings" atau gambar aneh.

Balik lagi ke sejarah manga, seperti yang tadi udah gue sampaikan, kalau manga karya Osamu Tezuka-sensei banyak mendapat pengaruh dari komik barat. Namun tentu saja seiring berjalannya waktu, Osamu-sensei menemukan gayanya sendiri dalam menggambar manga. Karya-karya beliau memberikan banyak perubahan besar pada komik-komik Jepang setelah perang dunia II. Karena awalnya komik di Jepang adalah peniruan dari film animasi dari Walt Disney maka saat itu penggemar komik Jepang adalah anak-anak. 

Pada tahun 1959 mulai diterbitkan dua majalah mingguan untuk anak laki-laki yaitu Shonen Magazine dan Shonen Sunday. Saat itu hiburan untuk anak di Jepang hanyalah komik saja, belum ada anime dan game komputer. Sepuluh tahun kemudian, majalah komik untuk remaja mulai terbit, Manga Action (1967), Young Comic (1967), Play Comic (1968) dan Big Comic (1967). Pembaca komik yang usianya kurang lebih sembilan tahun pada tahun 1959, maka pada saat tahun 1967 mereka telah berumur kurang lebih delapan belas tahun dan telah masuk masa remaja sehingga mereka mau membaca komik yang cocok dengan usia dan selera mereka. 

Nah, Jepang yang saat itu kalah pada perang dunia II saja sekarang bisa berbalik "menjajah" Amerika dengan kebudayaan manga-nya yang dulu bermula dari meniru Amerika. Bahkan sekarang komik-komik Amerika sudah banyak yang meniru gaya Jepang. Dan dari sinilah kita bisa ambil pelajaran bahwa jangan malu untuk meniru dan mengambil inspirasi dari karya-karya yang sudah ada. Hanya saja jangan murni 'menjiplak' hanya untuk sekedar keuntungan belaka, cobalah untuk menemukan gaya kita sendiri setelah mencoba untuk meniru, entah itu dalam bentuk gaya penggambaran, karakter tokoh, alur cerita, dll. Nggak mustahil kan kalau suatu hari nanti Indonesia bisa balik menjajah Jepang dengan komik-komiknya? :D

Kalau diperhatikan, berawal dari manga, industri hiburan di Jepang juga banyak variasinya kan? Dari manga, lalu dijadikan anime atau drama live action. Anime dan drama live action itu juga rata-rata ditayangkan mingguan, jadi meskipun jumlah episodenya sedikit (jumlah episode drama Jepang rata-rata kurang dari 20 episode)  tapi bisa tayang lebih lama dan otomatis nggak bikin bosan dan banyak variasi cerita yang lebih padat. Nggak seperti sinetron Indonesia yang jumlah episodenya bisa mencapai ribuan, alur cerita yang bisa dibilang cukup bertele-tele dan variasi cerita yang kurang lebih sama antara judul yang satu dengan judul lainnya.
Jadi bagaimana? Tertarik untuk jadi pelopor kesuksesan komik lokal?

No comments :

Post a Comment